watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

HILANGNYA KEHORMATAN

Triastuti bekerja sebagai sekretaris pada suatu
group perusahaan besar di Jakarta. Kantornya
terletak di bilangan daerah kelas satu, yaitu di jalan
Jenderal Sudirman, di sebuah gedung bertingkat.
Perusahaan tempat Tri bekerja, memakai 3 lantai
penuh yaitu lantai 24, 25 dan 26 dari gedung
tersebut. Ketiga lantai tersebut dihubungi dengan
tangga khusus yang sengaja dibuat di bagian
dalam dari perkantoran tersebut, untuk
memudahkan hubungan antar perusahaan di
group tersebut, tanpa mempergunakan lift.
Kantor Tri terletak di lantai 25, dan ruangan
tempat Tri bekerja terletak agak berdekatan
dengan tangga penghubung ke lantai 24 dan 26.
Di tempat perusahaan-perusahaan lain dalam satu
group, terdapat beberapa orang asing yang
bekerja sebagai tenaga ahli dan kebanyakan
mereka berkantor di lantai 26. Mereka ada yang
berasal dari Philipina dan ada juga dari India serta
Pakistan.
Sudah menjadi kebiasaan di kantor Tri di lantai 25,
apabila setiap jam istirahat, yaitu dari jam 12
sampai jam 2 siang, maka para karyawan
termasuk para pimpinan perusahaan keluar
makan siang sehingga suasana di lantai 25 sangat
sepi, hanya ditunggui oleh satpam yang duduk di
depan pintu luar dekat lift, sambil juga bertindak
sebagai operator sementara setiap jam istirahat.
Akan tetapi sudah menjadi kebiasaan sejak Tri
mulai bekerja di kantor tersebut 4 bulan lalu, Tri
lebih sering istirahat sambil makan makanan yang
dibawa dari rumahnya, di ruang kerjanya
sendirian. Hal ini rupanya sudah sejak lama
diperhatikan oleh Mr. Gulam Singh, salah seorang
tenaga ahli berasal dari India, yang bekerja di
lantai 26. Mr. Gulam sering turun melalui tangga
apabila dia pergi ke bagian pemasaran yang
terletak di ruangan sebelah barat di lantai 25,
sedangkan ruangan tempat Tri bekerja dan
tangga penghubung terletak di ujung sebelah
Timur lantai 25. Mr. Gulam sangat tertarik melihat
Tri, karena Tri yang berumur 28 tahun, adalah
seorang gadis Jawa, yang sangat cantik.
Dapat digambarkan sosok Triastuti adalah gadis
bertampang Jawa, yang sangat cantik dan manis,
dengan kulit agak kuning langsat, tinggi badan
sekitar 165 cm, potongan muka manis, agak
memanjang dengan rambut hitam
bergelombang terurai sampai bahu. Badannya
tinggi semampai dapat dikatakan kurus dengan
berat badan sekitar 47 kg, dadanya agak rata
hanya terlihat tonjolan buah dadanya yang kecil,
sedangkan pinggangnya amat langsing dengan
perut yang rata, pinggulnya serasi dengan
pantatnya yang kecil tapi padat. Tungkai pahanya
dan kakinya terlihat panjang serasi dengan bentuk
badannya. Apabila berjalan badannya terlihat
sangat gemulai dan pembawaan Tri terlihat
sangat kalem malah dapat dikatakan malu-malu.
Mr. Gulam sendiri adalah seorang pria berumur
mendekati 40 tahun, bekulit gelap dengan badan
tinggi 178 cm dan besar, sedangkan kedua
tangannya kekar terlihat berbulu lebat, apalagi
pada bagian dada dan kakinya. Kedua pahanya
terlihat sangat gempal.
Tri memang agak risih juga terhadap Mr. Gulam,
karena setiap kali Mr. Gulam lewat depan
ruangannya, Mr. Gulam selalu melirik dan
melempar senyum kepada Tri dan kalau
kebetulan Tri tidak melihat keluar, maka Mr.
Gulam akan mendehem atau membuat gerakan-
gerakan yang menimbulkan suara, sehingga Tri
akan terpancing untuk melihat keluar. Tri agak
ngeri juga melihat tampang Mr. Gulam yang
berewokan itu dengan badannya yang gelap dan
tinggi besar. Tri telah mempunyai pacar, yang
orang Jawa juga dan badan pacarnya agak ceking
dan tidak terlalu tinggi, kurang lebih sama
tingginya dengan Tri.
Sampai pada suatu hari, pada hari itu Tri ke
kantor mengenakan baju terusan mini berwarna
coklat muda yang memakai kancing depan dari
atas sampai batas perut. Seperti biasa tepat jam
12 siang, para karyawan dan boss di lantai 25
sudah pada keluar kantor, sehingga di lantai 25
hanya tinggal Tri sendiri yang sedang makan
siang di ruangannya. Tiba-tiba Mr. Gulam
melintas di depan ruangan Tri dan terus menuju
ke bagian ruangan sebelah barat. Tapi seluruh
lantai 25 ternyata kosong, semua karyawan telah
keluar makan siang. Begitu melintas di pintu
keluar satu-satunya yang menuju lift, Mr. Gulam
memutar kunci pada pintu keluar yang tertutup.
Setelah itu Mr. Gulam kembali menuju ke ruangan
Tri yang terletak di ujung Timur itu. Secara
perlahan-lahan Mr. Gulam mendekati ruangan Tri
dan mengintip ke dalam, Tri sedang duduk
membelakangi pintu menghadap ke jendela kaca
sambil makan.
Secara perlahan-lahan Mr. Gulam masuk ke
dalam ruangan kerja Tri dan langsung mengunci
pintunya dari dalam. Mendengar suara pintu
terkunci Tri menoleh ke belakang dan, tiba-tiba
mukanya menjadi pucat. Dia segera berdiri dari
tempat duduknya sambil berkata, "Sir, apa-apaan
ini, kenapa anda masuk ke ruangan saya dan
mengunci pintunya?", tapi Mr. Gulam hanya
memandang Tri dengan tersenyum tanpa berkata
apa-apa. Tri semakin panik dan berkata, "Harap
anda segera keluar atau saya akan berteriak!". Tapi
dengan kalem Mr. Gulam berkata, "silakan saja
nona manis.., apabila anda mau menimbulkan
skandal dan setiap orang di gedung ini akan
mempergunjingkan kamu selama-lamanya".
Mendengar itu Tri yang pada dasarnya agak
pemalu menjadi ngeri juga akan akibatnya apabila
ia berteriak. Bagaimana dia akan menaruh
mukanya di hadapan teman-temannya sekantor
apabila terjadi skandal.
Sementara Tri berada dalam keadaan ragu-ragu,
dengan cepat Mr. Gulam berjalan medekat ke
arah Tri dan karena ruangan kerja Tri yang
sempit itu, begitu Tri akan mundur untuk
menghindar, dia langsung kepepet pada meja
kerja yang berada di belakangnya. Dengan cepat
kedua tangan Mr. Gulam yang penuh dengan
bulu tersebut memeluk badan Tri yang ramping
dan mendekap Tri ke tubuhnya. Karena badan Tri
yang sangat langsing dan dapat dikatakan tinggi
kurus itu, lelaki tersebut merasakan seakan-akan
memeluk kapas dan sangat ringkih sehingga
harus diperlakukan dengan sangat lembut dan
hati-hati.
Mr. Gulam memegang kedua lengan bagian atas
Tri dekat bahu, sambil mendorong badan Tri
hingga tersandar pada meja kerja, kemudian Mr.
Gulam mengangkat badan Tri dengan gampang
dan sangat hati-hati dan mendudukkannya di atas
meja kerja Tri, kemudian kedua tangan Tri
diletakan di belakang badan Tri dan dipegang
dengan tangan kirinya. Badan Mr. Gulam
dirapatkan diantara kedua kaki Tri yang
tergantung di tepi meja dan paha Mr. Gulam yang
sebelah kiri menekan rapat pada tepi meja
sehingga kedua paha Tri terbuka. Tangan kiri Mr.
Gulam yang memegang kedua tangan Tri di
belakang badan Tri ditekan pada bagian pantat Tri
ke depan, sehingga badan Tri yang sedang duduk
di tepi meja, terdorong dan kemaluan Tri melekat
rapat pada paha sebelah kiri Mr. Gulam yang
berdiri menyamping di depan Tri.
Tangan kanan Mr. Gulam yang bebas dengan
cepat mulai membuka kancing-kancing depan
baju terusan yang dikenakan Tri. Badan Tri hanya
bisa menggeliat-geliat, "Jangan..., jangan lakukan
itu!, stoooppp..., stoopppp", akan tetapi Mr.
Gulam tetap melanjutkan aksinya itu. Sebentar
saja baju bagian depan Tri telah terbuka, sehingga
kelihatan dadanya yang kecil mungil itu ditutupi
dengan BH yang berwarna putih bergerak naik
turun mengikuti irama nafasnya. Perutnya yang
rata dan mulus itu terlihat sangat mulus dan
merangsang. Tangan kanan Mr. Gulam bergerak
ke belakang badan Tri dan membuka pengait BH
Tri. Kemudian Mr. Gulam menarik ke atas BH Tri
dan..., sekarang terpampang kedua buah dada Tri
yang kecil mungil sangat mulus dengan
putingnya yang coklat muda agak tegang naik
turun dengan cepat karena nafas Tri yang tidak
teratur. "Oooohh..., ooohh..., jaanggaannn...,
jaannnggaann!". Erangan Tri tidak dipedulikan
oleh pria tersebut, malah mulut Mr. Gulam mulai
mencium belakang telinga Tri dan lidahnya
bermain-main di dalam kuping Tri. Hal ini
menimbulkan perasaan yang sangat geli, yang
menyebabkan badan Tri menggeliat-geliat dan tak
terasa Tri mulai terangsang juga oleh permainan
Mr. Gulam ini.
Mulut Mr. Gulam berpindah dan melumat bibir Tri
dengan ganas, lidahnya bergerak-gerak
menerobos ke dalam mulut Tri dan menggelitik-
gelitik lidah Tri. "aahh..., hmm..., hhmm",
terdengar suara mengguman dari mulut Tri yang
tersumbat oleh mulut Mr. Gulam. Badan Tri yang
tadinya tegang mulai agak melemas, mulut Mr.
Gulam sekarang berpindah dan mulai menjilat-
jilat dari dagu Tri turun ke leher, kepala Tri
tertengadah ke atas dan badan bagian atasnya
yang terlanjang melengkung ke depan, ke arah
Mr. Gulam, payudaranya yang kecil mungil tapi
bulat kencang itu, seakan-akan menantang ke
arah lelaki India tersebut.
Mr. Gulam langsung bereaksi, tangan kanannya
memegangi bagian bawah payudara Tri,
mulutnya menciumi dan mengisap-isap kedua
puting itu secara bergantian. Mulanya buah dada
Tri yang sebelah kanan menjadi sasaran mulut
Mr. Gulam. Buah dada Tri yang kecil mungil itu
hampir masuk semuanya ke dalam mulut Mr.
Gulam yang mulai mengisap-isapnya dengan
lahap. Lidahnya bermain-main pada puting buah
dada Tri yang segera bereaksi menjadi keras.
Terasa sesak napas Tri menerima permainan Mr.
Gulam yang lihai itu. Badan Tri terasa makin
lemas dan dari mulutnya terus terdengar
erangan, "Sssshh..., ssssshh..., aahh..., aahh...,
ssshh..., sssshh..., jangaann..., diiteeruussiinn",
mulut Mr. Gulam terus berpindah-pindah dari
buah dada yang kiri, ke yang kanan, mengisap-
isap dan mejilat-jilat kedua puting buah dada Tri
secara bergantian selama kurang lebih lima menit.
Badan Tri benar-benar telah lemas menerima
perlakuan ini. Matanya terpejam pasrah dan
kedua putingnya telah benar-benar mengeras.
Dalam keadaan terlena itu tiba-tiba badan Tri
tersentak, karena dia merasakan tangan Mr.
Gulam mulai mengelus-elus pahanya yang
terbuka karena baju mininya telah terangkat
sampai pangkal pahanya. Tri mencoba
menggeliat, badan dan kedua kakinya digerak-
gerakkan untuk mencoba menghindari tangan
lelaki tersebut beroperasi di pahanya, akan tetapi
karena badan dan kedua tangannya terkunci oleh
Mr. Gulam, maka dia tidak bisa berbuat apa-apa,
yang hanya dapat dilakukan oleh Tri adalah hanya
mengerang, "Jaanngaannnn..., jaannngggannn...,
diitteeerruusiin", akan tetapi suaranya semakin
lemah saja.
Melihat kondisi Tri seperti itu, Mr. Gulam yang
telah berpengalaman, yakin bahwa gadis ayu ini
telah berada dalam genggamannya. Aktivitas
tangan Mr. Gulam makin ditingkatkan, terus
bermain-main di paha Tri yang mulus itu dan
secara perlahan-lahan merambat ke atas dan,
tiba-tiba jarinya menyentuh bibir kemaluan Tri.
Segera badan Tri tersentak dan, "aahh...,
jaannggaan!", mula-mula hanya ujung jari
telunjuk Mr. Gulam yang mengelus-elus bibir
kemaluan Tri yang tertutup CD, akan tetapi tak
lama kemudian tangan kanan Mr. Gulam menarik
CD Tri dan memaksanya lepas dari pantatnya dan
meluncur keluar di antara kedua kaki Tri. Tri tidak
dapat berbuat apa-apa untuk menghindari
perbuatan Mr. Gulam ini. Sekarang Tri dalam
posisi duduk di atas meja dengan tidak memakai
CD dan kedua buah dadanya terbuka karena BH-
nya telah terangkat ke atas. Muka Tri yang ayu
terlihat merah merona dengan matanya yang
terpejam sayu, sedangkan giginya terlihat
menggigit bibir bawahnya yang bergetar.
Kelihatan perasaan putus asa dan pasrah sedang
melanda Tri, disertai dorongan birahinya yang tak
terbendung melandanya. Melihat ekspresi muka
Tri yang tak berdaya seperti itu, makin
membangkitkan nafsu birahi lelaki tersebut. Mr.
Gulam melihat ke arah jam yang berada di
dinding, pada saat itu baru menunjukan pukul
12.30, berarti dia masih punya waktu kurang lebih
satu setengan jam untuk menuntaskan nafsunya
itu. Pada saat itu Mr. Gulam sudah yakin bahwa
dia telah menguasai situasi, tinggal melakukan
tembakan terakhir saja.
Tampa menyia-nyiakan waktu yang ada, Mr.
Gulam, dengan tetap mengunci kedua tangan Tri,
tangan kanannya mulai membuka kancing dan
retsliting celananya, setelah itu dia melepaskan
celana yang dikenakannya sekalian dengan CD-
nya. Pada saat CD-nya terlepas, maka senjata Mr.
Gulam yang telah tegang sejak tadi itu seakan-
akan terlonjak bebas mengangguk-angguk
dengan perkasa. Mr. Gulam agak merenggangkan
badannya, maka terlihat oleh Tri benda yang
sedang mengangguk-angguk itu, badan Tri tiba-
tiba menjadi tegang dan mukanya menjadi pucat,
kedua matanya terbelalak melihat benda yang
terletak diantara kedua paha lelaki India itu. Benda
tersebut hitam besar kelihatan gemuk dengan
urat yang melingkar, sangat panjang, sampai di
atas pusar lelaki tersebut, dengan besarnya
kurang lebih 6 cm dan kepalanya berbentuk bulat
lonjong seperti pohon jamur. Tak terasa dari
mulut Tri terdengar jeritan tertahan, "Iiihh",
disertai badannya yang merinding. Tri belum
pernah melihat alat vital lelaki sebesar itu. Tri
merasa ngeri. "Bisa jebol milikku dimasuki benda
itu", gumannya dalam hati. Namun Tri tak dapat
menyembunyikan kekagumannya. Seolah-olah
ada pesona tersendiri hingga pandangan matanya
seakan-akan terhipnotis, terus tertuju ke benda
itu. Mr. Gulam menatap muka Tri yang sedang
terpesona dengan mata terbelalak dan mulut
setengah terbuka itu, "Kau Cantik sekali Tri...",
gumam Mr. Gulam mengagumi kecantikan Tri.
Kemudian dengan lembut Mr. Gulam menarik
tubuh Tri yang lembut itu, sampai terduduk di
pinggir meja dan sekarang Mr. Gulam berdiri
menghadap langsung ke arah Tri dan karena
yakin bahwa Tri telah dapat ditaklukkannya,
tangan kirinya yang memegang kedua tangan Tri,
dilepaskannya dan langsung kedua tangannya
memegang kedua kaki Tri, bahkan dengan gemas
ia mementangkan kedua belah paha Tri lebar-
lebar. Matanya benar-benar nanar memandang
daerah di sekitar selangkangan Tri yang telah
terbuka itu. Nafas laki-laki itu terdengar
mendengus-dengus memburu. Biarpun kedua
tangannya telah bebas, tapi Tri tidak bisa berbuat
apa-apa karena di samping badan Mr. Gulam
yang besar, Tri sendiri merasakan badannya
amat lemas serta panas dan perasaannya sendiri
mulai diliputi oleh suatu sensasi yang mengila,
apalagi melihat tubuh Mr. Gulam yang besar
berbulu dengan kemaluannya yang hitam, besar
yang pada ujung kepalanya membulat mengkilat
dengan pangkalnya yang ditumbuhi rambut yang
hitam lebat terletak diantara kedua paha yang
hitam gempal itu.
Sambil memegang kedua paha Tri dan
merentangkannya lebar-lebar, Mr. Gulam
membenamkan kepalanya di antara kedua paha
Tri. Mulut dan lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu
di sekitar kemaluan Tri yang yang masih rapat,
tertutup rambut halus itu. Tri hanya bisa
memejamkan mata, "Ooohh..., nikmatnya...,
ooohh!", Tri menguman dalam hati, mulai bisa
menikmatinya, sampai-sampai tubuhnya
bergerak menggelinjang-gelinjang kegelian.
"Ooooohh..., hhmm!", terdengar rintihan halus,
memelas keluar dari mulutnya. "Paakkk..., aku tak
tahan lagi...!", Tri memelas sambil menggigit
bibir.
Sungguh Tri tidak bisa menahan lagi, dia telah
diliputi nafsu birahi, perasaannya yang halus,
terasa tersiksa antara rasa malu karena telah
ditaklukan oleh orang India yang kasar itu dengan
gampang dan perasaan nikmat yang melanda di
sekujur tubuhnya akibat serangan-serangan
mematikan yang dilancarkan Mr. Gulam yang
telah bepengalaman itu. Namun rupanya lelaki
India itu tidak peduli, bahkan amat senang melihat
Tri sudah mulai merespon atas cumbuannya itu.
Tangannya yang melingkari kedua pantat Tri, kini
dijulurkan ke atas, menjalar melalui perut ke arah
dada dan mengelus-elus serta meremas-remas
kedua payudara Tri dengan sangat bernafsu.
Menghadapi serangan bertubi-tubi yang
dilancarkan Mr. Gulam ini, Tri benar-benar sangat
kewalahan dan kemaluannya telah sangat basah
kuyup. "Paakkk..., aakkhh..., aakkkhh!", Tri
mengerang halus, kedua pahanya yang jenjang
mulus menjepit kepala Mr. Gulam untuk
melampiaskan derita birahi yang menyerangnya,
dijambaknya rambut Mr. Gulam keras-keras. Kini
Tri tak peduli lagi akan bayangan pacarnya dan
kenyataan bahwa lelaki India itu sebenarnya
sedang memperkosanya, perasaan dan
pikirannya telah diliputi olen nafsu birahi yang
menuntut untuk dituntaskan. Wanita ayu yang
lemah lembut ini benar-benar telah ditaklukan
oleh permainan laki-laki India yang dapat
membangkitkan gairahnya.
Tiba-tiba Mr. Gulam melepaskan diri, kemudian
bangkit berdiri di depan Tri yang masih terduduk
di tepi meja, ditariknya Tri dari atas meja dan
kemudian Mr. Gulam gantian bersandar pada tepi
meja dan kedua tangannya menekan bahu Tri ke
bawah, sehingga sekarang posisi Tri berjongkok
di antara kedua kaki berbulu Mr. Gulam dan
kepalanya tepat sejajar dengan bagian bawah
perutnya. Tri sudah tahu apa yang diinginkan Mr.
Gulam, namun tanpa sempat berpikir lagi, tangan
Mr. Gulam telah meraih belakang kepala Tri dan
dibawa mendekati kejantanan Mr. Gulam, yang
sungguh luar biasa itu.
Tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari
Tri, kepala penis Mr. Gulam telah terjepit di antara
kedua bibir mungil Tri, yang dengan terpaksa
dicobanya membuka mulut selebar-lebarnya,
Lalu Tri mulai mengulum alat vital Mr. Gulam ke
dalam mulutnya, hingga membuat lelaki India itu
melek merem keenakan. Benda itu hanya masuk
bagian kepala dan sedikit batangnya saja ke dalam
mulut Tri yang kecil, itupun sudah terasa penuh
benar. Tri hampir sesak nafas dibuatnya.
Kelihatan Tri bekerja keras, menghisap,
mengulum serta mempermainkan batang itu
keluar masuk ke dalam mulutnya. Terasa benar
kepala itu bergetar hebat setiap kali lidah Tri
menyapu kepalanya.
Beberapa saat kemudian Mr. Gulam melepaskan
diri, ia mengangkat badan Tri yang terasa sangat
ringan itu dan membaringkan di atas meja
dengan pantat Tri terletak di tepi meja, kaki kiri Tri
diangkatnya agak melebar ke samping, di pinggir
pinggang lelaki tersebut. Kemudian Mr. Gulam
mulai berusaha memasuki tubuh Tri. Tangan
kanan Mr. Gulam menggenggam batang
penisnya yang besar itu dan kepala penisnya
yang membulat itu digesek-gesekkannya pada
clitoris dan bibir kemaluan Tri, hingga Tri
merintih-rintih kenikmatan dan badannya
tersentak-sentak. Mr. Gulam terus berusaha
menekan senjatanya ke dalam kemaluan Tri yang
memang sudah sangat basah itu, akan tetapi
sangat sempit untuk ukuran penis Mr. Gulam
yang besar itu.
Pelahan-lahan kepala penis Mr. Gulam itu
menerobos masuk membelah bibir kemaluan Tri.
Ketika kepala penis lelaki India itu menempel pada
bibir kemaluannya, Tri merasa kaget ketika
menyadari saluran vaginanya ternyata panas dan
basah. Ia berusaha memahami kondisi itu,
namun semua pikirannya segera lenyap, ketika
lelaki itu memainkan kepala penisnya pada bibir
kemaluannya yang menimbulkan suatu perasaan
geli yang segera menjalar ke seluruh tubuhnya.
Dalam keadaan Tri yang sedang gamang dan
gelisah itu, dengan kasar Mr. Gulam tiba-tiba
menekan pantatnya kuat-kuat ke depan sehingga
pinggulnya menempel ketat pada pinggul Tri,
rambut lebat pada pangkal penis lelaki tersebut
mengesek pada kedua paha bagian atas dan bibir
kemaluan Tri yang makin membuatnya kegelian,
sedangkan seluruh batang penisnya amblas ke
dalam liang vagina Tri. Dengan tak kuasa
menahan diri, dari mulut Tri terdengar jeritan
halus tertahan, "Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh",
disertai badannya yang tertekuk ke atas dan
kedua tangan Tri mencengkeram dengan kuat
pinggang Mr. Gulam. Perasaan sensasi luar biasa
bercampur sedikit pedih menguasai diri Tri,
hingga badannya mengejang beberapa detik.
Mr. Gulam cukup mengerti keadaan Tri, ketika dia
selesai memasukkan seluruh batang penisnya, dia
memberi kesempatan kemaluan Tri untuk bisa
menyesuaikan dengan penisnya yang besar itu.
Tri mulai bisa menguasai diri. Beberapa saat
kemudian Mr. Gulam mulai menggoyangkan
pinggulnya, mula-mula perlahan, kemudian
makin lama semakin cepat. Seterusnya pinggul
lelaki India itu bergerak dengan kecepatan tinggi
diantara kedua paha halus gadis ayu tersebut. Tri
berusaha memegang lengan pria itu, sementara
tubuhnya bergetar dan terlonjak dengan hebat
akibat dorongan dan tarikan penis lelaki tersebut
pada kemaluannya, giginya bergemeletuk dan
kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di
atas meja. Tri mencoba memaksa kelopak
matanya yang terasa berat untuk membukanya
sebentar dan melihat wajah gelap lelaki India yang
sedang menatapnya, dengan takjub. Tri berusaha
bernafas dan …:" "Paak..., aahh..., ooohh...,
ssshh", sementara pria tersebut terus
menyetubuhinya dengan ganas.
Tri sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap
kali Mr. Gulam menggerakkan tubuhnya, gesekan
demi gesekan di dinding liang vaginanya,
sungguh membuat Tri melayang-layang dalam
sensasi kenikmatan yang belum pernah dia alami.
Setiap kali Mr. Gulam menarik penisnya keluar, Tri
merasa seakan-akan sebagian dari badannya
turut terbawa keluar dari tubuhnya dan pada
gilirannya Mr. Gulam menekan masuk penisnya
ke dalam vagina Tri, maka klitoris Tri terjepit pada
batang penis Mr. Gulam dan terdorong masuk
kemudian tergesek-gesek dengan batang penis
Mr. Gulam yang berurat itu. Hal ini menimbulkan
suatu perasaan geli yang dahsyat, yang
mengakibatkan seluruh badan Tri menggeliat dan
terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas
menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat
dilukiskan dengan kata-kata.
Lelaki tersebut terus menyetubuhi Tri dengan cara
itu. Sementara tangannya yang lain tidak
dibiarkan menganggur, dengan terus bermain-
main pada bagian dada Tri dan meremas-remas
kedua payudara Tri secara bergantian. Tri dapat
merasakan puting susunya sudah sangat
mengeras, runcing dan kaku. Tri bisa melihat
bagaimana batang penis yang hitam besar dari
lelaki India itu keluar masuk ke dalam liang
kemaluannya yang sempit. Tri selalu menahan
nafas ketika benda itu menusuk ke dalamnya.
Kemaluannya hampir tidak dapat menampung
ukuran penis Mr. Gulam yang super besar itu. Tri
menghitung-hitung detik-detik yang berlalu, ia
berharap lelaki India itu segera mencapai
klimaksnya, namun harapannya itu tak kunjung
terjadi. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya,
akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa.
Tapi ia mencoba berusaha membuat lelaki itu
segera mencapai klimaks dengan memutar
bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi Mr.
Gulam terus menyetubuhinya dan tidak juga
mencapai klimaks.
Lalu tiba-tiba Tri merasakan sesuatu yang aneh di
dalam tubuhnya, sesuatu yang tidak pernah dia
rasakan ketika bersetubuh dengan pacarnya,
rasanya seperti ada kekuatan dahsyat pelan-pelan
bangkit di dalamnya, perasaan yang tidak
diingininya, tidak dikenalnya, keinginan untuk
membuat dirinya meledak dalam kenikmatan. Tri
merasa dirinya seperti mulai tenggelam dalam
genangan air, dengan gleiser di dalam vaginanya
yang siap untuk membuncah setinggi-tingginya.
Saat itu dia tahu dengan pasti, ia akan kehilangan
kontrol, ia akan mengalami orgasme yang luar
biasa dahsyatnya. Ia ingin menangis karena tidak
ingin itu terjadi dalam suatu persetubuhan yang
sebenarnya ia tidak rela, yang merupakan suatu
perkosaan itu. Ia yakin sebentar lagi ia akan
ditaklukan secara total oleh monster India itu. Jari-
jarinya dengan keras mencengkeram tepi meja, ia
menggigit bibirnya, memohon akal sehatnya
yang sudah kacau balau untuk mengambil alih
dan tidak membiarkan vaginanya menyerah
dalam suatu penyerahan total.
Tri berusaha untuk tidak menanggapi lagi. Ia
memiringkan kepalanya, berjuang untuk tidak
memikirkan percumbuan lelaki tersebut yang luar
biasa. Akan tetapi..., tidak bisa, ini terlalu nikmat...,
proses menuju klimaks rasanya tidak dapat
terbendung lagi. Orgasmenya tinggal beberapa
detik lagi, dengan sisa-sisa kesadaran yang ada
Tri masih mencoba mengingatkan dirinya bahwa
ini adalah suatu pemerkosaan yang brutal yang
sedang dialaminya dan tak pantas kalau dia turut
menikmatinya, akan tetapi bagian dalam
vaginanya menghianatinya dengan mengirimkan
signal-signal yang sama sekali berlawanan
dengan keinginannya itu, Tri merasa sangat
tersiksa karena harus menahan diri.
Akhirnya sesuatu melintas pada pikirannya, buat
apa menahan diri?, Supaya membuat laki-laki ini
puas atau menang?, persetan, akhirnya Tri
membiarkan diri terbuai dan larut dalam tuntutan
badannya dan terdengar erangan panjang keluar
dari mulutnya yang mungil, "Ooooh...,
ooooooh..., aahhmm..., ssstthh!". Gadis ayu itu
melengkungkan punggungnya, kedua pahanya
mengejang serta menjepit dengan kencang,
menekuk ibu jari kakinya, membiarkan
bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan
badannya berkelonjotan, menjerit serak dan...,
akhirnya larut dalam orgasme total yang dengan
dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu
kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan
tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh
tulangnya copot berantakan. Tri terkulai lemas tak
berdaya di atas meja dengan kedua tangannya
terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar
dimana penis hitam besar Mr. Gulam tetap terjepit
di dalam liang vaginanya.
Selama proses orgasme yang dialami Tri ini
berlangsung, memberikan suatu kenikmatan
yang hebat yang dirasakan oleh Mr. Gulam,
dimana penisnya yang masih terbenam dan
terjepit di dalam liang vagina Tri dan merasakan
suatu sensasi luar biasa, batang penisnya serasa
terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang
lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha
penisnya, terlebih-lebih pada bagian kepala
penisnya setiap terjadi kontraksi pada dinding
vagina Tri, yang diakhiri dengan siraman cairan
panas. Perasaan Mr. Gulam seakan-akan
menggila melihat Tri yang begitu cantik dan ayu
itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya
dengan kedua paha yang halus mulus
terkangkang dan bibir kemaluan yang kuning
langsat mungil itu menjepit dengan ketat batang
penisnya yang hitam besar itu.
Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian
Mr. Gulam membalik tubuh Tri yang telah lemas
itu hingga sekarang Tri setengah berdiri
tertelungkup di meja dengan kaki terjurai ke lantai,
sehingga posisi pantatnya menungging ke arah
Mr. Gulam. Mr. Gulam ingin melakukan doggy
style rupanya. Tangan lelaki India itu kini lebih
leluasa meremas-remas kedua buah payudara Tri
yang kini menggantung ke bawah. Dengan kedua
kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan
lelaki tersebut menggosok-gosok kepala penisnya
yang telah licin oleh cairan pelumas yang keluar
dari dalam vagina Tri pada permukaan lubang
anus Tri yang menimbulkan suatu sentakan
kejutan pada seluruh badan Tri, kemudian
menempatkan kepala penisnya pada bibir
kemaluan Tri dari belakang.
Dengan sedikit dorongan, kepala penis tersebut
membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-
bibir kemaluan Tri. Kedua tangan Mr. Gulam
memegang pinggul Tri dan mengangkatnya
sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah
badan Tri tidak terletak pada meja lagi, hanya
kedua tangannya yang masih bertumpu pada
meja. Kedua kaki Tri dikaitkan pada paha laki-laki
tersebut. Laki-laki tersebut menarik pinggul Tri ke
arahnya, berbarengan dengan mendorong
pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan
panjang yang keluar dari mulut Tri, "Oooooooh!",
penis laki-laki tersebut menerobos masuk ke
dalam liang vaginanya dan Mr. Gulam terus
menekan pantatnya sehingga perutnya yang
bebulu lebat itu menempel ketat pada pantat Tri
yang setengah terangkat. Selanjutnya dengan
ganasnya Mr. Gulam memainkan pinggulnya
maju mundur dengan cepat sambil mulutnya
mendesis-desis keenakan merasakan penisnya
terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang
vagina Tri yang ketat itu. Sebagai seorang wanita
Jawa yang setiap hari minum jamu, Tri memiliki
daya tahan alami dalam bersetubuh. Tapi bahkan
kini Tri kewalahan menghadapi Mr. Gulam yang
ganas dan kuat itu. Laki-laki itu benar-benar luar
biasa tenaganya. Sudah hampir setengah jam ia
melakukan aktivitasnya dengan tempo permainan
yang masih tetap tinggi dan semangat tetap
menggebu-gebu.
Kemudian Mr. Gulam merubah posisi permainan,
dengan duduk di kursi yang tidak berlengan dan
Tri ditariknya duduk menghadap sambil
mengangkang pada pangkuan Mr. Gulam. Mr.
Gulam menempatkan penisnya pada bibir
kemaluan Tri dan mendorongnya sehingga
kepala penisnya masuk terjepit dalam liang
kewanitaan Tri, sedangkan tangan kiri Mr. Gulam
memeluk pinggul Tri dan menariknya merapat
pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan
tapi pasti penis Mr. Gulam menerobos masuk ke
dalam kemaluan Tri. Tangan kanan Mr. Gulam
memeluk punggung Tri dan menekannya rapat-
rapat hingga kini badan Tri melekat pada badan
Mr. Gulam. Kedua buah dada Tri terjepit pada
dada Mr. Gulam yang berambut lebat itu dan
menimbulkan perasaan geli yang amat sangat
pada kedua puting susunya setiap kali bergesekan
dengan rambut dada Mr. Gulam. Kepala Tri
tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya
setengah terkatup menahan kenikmatan yang
melandanya sehingga dengan bebasnya mulut
Mr. Gulam bisa melumat bibir Tri yang agak
basah terbuka itu.
Tri mulai memacu dan terus menggoyang
pinggulnya, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan
serta melingkar, sehingga penis yang besar itu
seakan mengaduk-aduk dalam vaginanya sampai
terasa di perutnya. Tak berselang kemudian, Tri
merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan
kembali melandanya. Terus..., terus..., Tri tak
peduli lagi dengan gerakannya yang agak brutal
ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik
lirih menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika
klimaks itu datang lagi, Tri tak peduli lagi,
"Aaduuuh..., eeeehm", Tri memekik lirih sambil
menjambak rambut laki-laki yang memeluknya
dengan kencang itu. Dunia serasa berputar.
Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak
di atas pangkuan Mr. Gulam. Sungguh hebat rasa
kenikmatan orgasme kedua yang melanda
dirinya. Sungguh ironi memang, gadis ayu yang
lemah gemulai itu mendapatkan kenikmatan
seperti ini bukan dengan kekasihnya, akan tetapi
dengan orang asing yang sedang
memperkosanya.
Kemudian kembali laki-laki itu menggendong dan
meletakkan Tri di atas meja dengan pantat Tri
terletak pada tepi meja dan kedua kakinya terjulur
ke lantai. Mr. Gulam mengambil posisi diantara
kedua paha Tri yang ditariknya mengangkang,
dan dengan tangan kanannya menuntun
penisnya ke dalam lubang vagina Tri yang telah
siap di depannya. Laki-laki itu mendorong
penisnya masuk ke dalam dan menekan
badannya setengah menindih tubuh Tri yang
telah pasrah oleh kenikmatan-kenikmatan yang
diberikan oleh lelaki tersebut. Mr. Gulam memacu
keras untuk mencapai klimaks. Desah nafasnya
mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara
goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan
kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi
sekujur tubuhnya dan tubuh Tri yang terkapar
lemas di atas meja.
Sementara lelaki India itu terus berpacu diantara
kedua paha Tri, badan gadis itu terlonjak-lonjak
mengikuti tekanan dan tarikan penis lelaki
tersebut. Tri benar-benar telah KO dan dibuat
permainan sesukanya oleh si India yang perkasa
itu. Tri kini benar-benar tidak berdaya, hanya
erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya
disertai pandangan memelas sayu, kedua
tangannya mencengkeram tepi meja untuk
menjaga keseimbangannya. Lelaki itu melihat ke
arah jam yang terletak di dinding ruangan kerja
tersebut, jam telah menunjukan pukul 13.40,
berarti telah 1 jam 40 menit dia menggarap gadis
ayu tersebut dan sekarang dia merasa sesuatu
dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari
dalam penisnya yang menimbulkan perasaan geli
pada ujung penisnya.
Lelaki tersebut mengeram panjang dengan suara
tertahan, "Agh..., terus", dan disertai dengan
suatu dorongan kuat, pinggulnya menekan habis
pada pinggul gadis yang telah tidak berdaya itu,
sehingga buah pelirnya menempel ketat pada
lubang anus Tri dan batang penisnya yang besar
dan panjang itu terbenam seluruhnya di dalam
liang vagina Tri. Dengan suatu lenguhan panjang,
"Sssh..., ooooh!", sambil membuat gerakan-
gerakan memutar pantatnya, lelaki India tersebut
merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang
diakibatkan oleh semprotan air maninya ke dalam
vagina Tri. Ada kurang lebih lima detik lelaki
tersebut tertelungkup di atas badan gadis ayu
tersebut, dengan seluruh tubuhnya bergetar
hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat
itu. Dan pada saat yang bersamaan Tri yang telah
terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu
semprotan hangat dari pancaran cairan kental
hangat lelaki tersebut yang menyiram ke seluruh
rongga vaginanya. Tubuh lelaki India itu bergetar
hebat di atas tubuh gadis ayu itu.
Setelah kurang lebih 3 menit keduanya memasuki
masa tenang dengan posisi tersebut, secara
perlahan-lahan Mr. Gulam bangun dari atas badan
Tri, mengambil tissue yang berada di samping
meja kerja dan mulai membersihkan ceceran air
maninya yang mengalir keluar dari bibir
kemaluan Tri. Setelah bersih Mr. Gulam menarik
tubuh Tri yang masih terkapar lemas di atas meja
untuk berdiri dan memasang kembali kancing-
kancing bajunya yang terbuka. Setelah merapikan
baju dan celananya, Mr. Gulam menarik badan Tri
dengan lembut ke arahnya dan memeluk dengan
mesra sambil berbisk ke telinga Tri, "Maafkan
saya manis..., terima kasih atas apa yang telah
kau berikan tadi, biarpun kudapat itu dengan
sedikit paksaan!", kemudian dengan cepat Mr.
Gulam Singh keluar dari ruangan kerja Tri dan
membuka pintu keluar yang tadinya dikunci,
setelah itu cepat-cepat kembali ke lantai 26. Jam
menunjukan 13.55.
Sepeninggalan Mr. Gulam, Tri terduduk lemas di
kursinya, seakan-akan tidak percaya atas kejadian
yang baru saja dialaminya. Seluruh badannya
terasa lemas tak bertenaga, terbesit perasaan
malu dalam dirinya, karena dalam hati kecilnya
dia mengakui turut merasakan suatu kenikmatan
yang belum pernah dialami serta
dibayangkannya. Kini hal yang diimpikannya
benar-benar menjadi kenyataan. Dalam
pikirannya timbul pertanyaan apakah bisa? sepuas
tadi bila dia berhubungan dengan pacarnya,
setelah mengalami persetubuhan yang
sensasional itu.


Adult | GO HOME | Exit
1/988
U-ON

inc Powered by Xtgem.com